POWER DAN KEPEMIMPINAN
1.
Power dan Kepemimpinan
a. Power
(kekuasaan)
Orang-orang yang berada pada pucuk
pimpinan suatu organisasi seperti manajer, direktur, dan
sebagainya, memiliki
kekuasaan (power) dalam konteks mempengaruhi perilaku orang-orang yang secara
struktural organisator berada di bawahnya. Sebagian pimpinan menggunakan
kekuasaan dengan efektif, sehingga mampu menumbuhkan motivasi bawahan untuk
bekerja dan melaksanakan tugas dengan lebih baik. Namun, sebagian pimpinan
lainnya tidak mampu memakai kekuasaan dengan efektif, sehingga aktivitas untuk
melaksanakan pekerjaan dan tugas tidak dapat dilakukan dengan baik.
Power (kekuasaan) adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi perilaku orang lain yang ditunjuk sebagai target pada satu waktu
tertentu. Bagi pemimpin penggunaan power dalam setiap rencana kerja yang
dijalankan adalah suatu yang positif, asal power tersebut dilakukan dengan
mengikuti batas-batas yang dibenarkan dalam dunia kerja.
Menurut Mitzberg, 1983; Pfeffer, 1981,
1992) “Konsep
kekuasaan sangat penting untuk memahami bagaimana cara orang mampu untuk saling
mempengaruhi dalam berorganisasi.” Kekuasaan melibatkan kapasitas dari satu
pihak (agen) untuk mempengaruhi pihak lain (target). Konsep ini lebih fleksibel
untuk digunakan dengan berbagai cara. Kekuasaan didefinisikan dalam konteks
relatif, yang berarti batasan dimana agen tersebut mempunyai pengaruh lebih
besar terhadap target dibandingkan dengan
yang dimiliki target terhadap agen.
Misalnya seorang manajer disuatu
perusahaan memiliki hak untuk memindahkan seorang karyawan dari posisinya, atau
mempromosikan seorang karyawan untuk menempati posisi yang lebih strategis.
Power oleh seorang pemimpin terlihat dalam setiap keputusan-keputusan yang
dianggap memiliki pengaruh besar bagi profit dan keberlanjutan usaha.
Dalam ruang lingkup organisasi, ada 5
jenis kekuasaan yaitu :
a.
Kekuasaan
memberi penghargaan (Reward Power)
Para target patuh terhadap perintah
untuk memperoleh penghargaan yang dikendalikan oleh agen.
b.
Kekuasaan
memaksa (coercive power)
Para target patuh terhadap perintah
untuk menghindari hukuman yang dikendalikan oleh agen.
c.
Kekuasaan
yang memiliki legitimasi (legitimate power)
Para target patuh karena mereka
percaya bahwa agen memiliki hak untuk memerintahkan dan seseorang target
berkewajiban untuk mematuhinya.
d.
Kekuasaan
berdasarkan keahlian (expert power)
Para target patuh karena mereka
percaya bahwa agen memiliki pengetahuan khusus mengenai cara menyelesaikan
suatu pekerjaan.
e.
Kekuasaan
berdasarkan referensi (referent power)
Para target patuh karena mereka
mengagumi atau mengenal agen dan ingin mendapatkan persetujuan agen.
b. Kepemimpinan
Dalam
suatu organisasi, kepemimpinan
merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan
penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Ada
beberapa pendapat menurut para ahli mengenai kepemimpinan :
1. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk
mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu (Thoha, 1983:123).
2. Kepemimpian adalah kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan.
(Robbins, 2002:163)
3. Kepemimpinan adalah sekumpulan dari
serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya
kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang
dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa
tidak terpaksa. (Ngalim Purwanto, 1991:26)
Dari pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi perilaku seseorang
atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang sama pada situasi tertentu.
Kepemimpinan merupakan masalah sosial
yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang
dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengaruhi, membujuk, memotivasi dan
mengkoordinasi.
Oleh
karena itu, tugas utama seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak
hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja,
akan
tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin harus mampu melibatkan seluruh lapisan
organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga
mereka mampu memberikan kontribusi yang positif dalam usaha untuk
mencapai
suatu
tujuan.
2. Power Sharing Pada Level Work-Group
Power Sharing pada level
Work-Group adalah kekuatan
seorang pemimpin untuk melakukan pengaruh terhadap seluruh orang pada grup
kerjanya. Ketika hal ini sudah terjadi, maka akan menjadi salah satu faktor keberhasilan bagi
grup tersebut.
Biasanya seorang manajer akan banyak memberikan arahan dan motivasi
kepada para anggota kerjanya ketika mereka mengalami suatu kegagalan, di sini
peranan manajer sangatlah penting, selain harus bisa memberikan motivasi dan
arahan, mereka juga harus bisa menekankan pada masing – masing anggotanya
tentang tujuan dari mereka adalah sama.
3. Demokrasi
Industrial
Bentuk pemerintahan dari suatu industri yang seluruh
tenaga kerjanya memiliki hak setara dalam pengambilan suatu keputusan yang
dapat mengubah industri itu baik secara langsung maupun perwakilan dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum dari suatu industri tersebut.
Demokrasi industrial ini mencakup suatu kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya dari suatu industri, yang memungkinkan adanya praktek kebebasan
dan kesetaraan antara tenaga kerja yang satu dan tenaga kerja lainnya.
Referensi :
Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-
prinsip Perilaku Organisasi . Penerbit Erlangga : Jakarta.
Thoha, Miftah. 1983. Kepemimpinan dalam
Manajemen. Penerbit Rajawali : Jakarta.
Garry,
Yukl. 2011. Kepemimpinan dalam Organisasi. Penerbit PT. Indek
0 komentar:
Posting Komentar